29.8.13

BEEN A YEAR

A year. Setahun. Ini bukan setahun resminya gue dan Ando berpacaran. Ini setahun yang krusial buat hubungan jarak jauh di antara kita. Setahun yang begitu cepat. Setahun yang nggak 'kerasa'. Setahun yang pahit. Setahun yang lebih banyak manisnya. Setahun yang akan terus berulang. Amin -In real, kita emang nggak pure 1 tahun terpisah. Tapi, anggap sajalah begitu.

Banyak orang bertanya untuk apa mempertahankan hubungan jarak jauh. Untuk apa capek hati sabar nungguin orang yang belum tentu sepenuh hati nungguin kita juga. Toh lo cuma jadi option. What option? -Iya, lo itu dicari setelah dia capek sibuk sama 'yang disana'. Lo cuma ucapan good morning dan good night-nya, tapi yang nikmatin a whole day-nya ya...'yang disana'. Fuck enough?

Gue nggak bisa bohong kalau emang beberapa kali gue tenggelam dalam tangis menahan rindu. Gue seperti kehilangan jati diri yang memegang teguh kalau pacaran itu juga harus mengikhlaskan dia bersama keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan meraih cita-citanya. I lost. Kadang gue nggak mau ngerti. Kadang gue berharap ada detik yang bisa mempertemukan kita saat-itu-juga. Saat dimana gue ngeliat pasangan-pasangan tertawa lepas di hadapan gue, saat gue denger cerita-cerita sweet mereka setelah dinner-nonton ataupun liburan, saat gue ngeliat display picture temen-temen bersama pacarnya-yang posenya selalu berbeda. Well, I count how pathetic the relationship between us. Excuse me, am I only your 'option'?

Perasaan yang sering berkecamuk itu membuat gue paham kenapa hubungan LDR sangat sering dipertanyakan kelanggengannya oleh banyak orang. Bahkan banyak bukti yang gue liat. Sekurang-kurangnya udah ada 6 temen gue yang hubungannya harus kandas hanya karna jarak. Lalu, kenapa gue masih bisa lanjut?

Simple sih. Ternyata yang gue butuhin bukan sekadar ketawa bareng ditempat yang sama. Gue punya Ando yang selalu bisa kasih jokes ga jelas through every nightcalls and texts. Ternyata yang gue butuhin bukan sekadar Ando yang bisa setiap saat nemenin gue makan, nonton ataupun liburan, karena gue bisa melalukan hal sepele itu bersama teman-teman gue. Ternyata yang gue butuhin bukan sekadar bisa pasang display picture berdua dengan beragam pose. Toh buat apa kalau fotonya manis-manis tapi sering berantem?

Ada satu yang bener-bener mahal dari dia. Gue nggak bisa cerita betapa manisnya dia paketin bunga ke kosan gue, karena itu nggak pernah terjadi. Gue nggak bisa cerita betapa kagetnya ngeliat dia bela-belain dateng ke Semarang, karena itu belum pernah terjadi. Gua nggak bisa cerita betapa dia sayang sama gue  dengan mention di twitter bilang "aku sayang kamu selamanya" setiap hari, karena itu nggak akan pernah terjadi-dan jangan sampai terjadi-it's disgusting huek. Jadi yang mahal apa? Dan sayangnya, gue pun nggak bisa cerita semahal apa dia. Karena kalau lo tau, lo bisa bertekuk lutut jatuh cinta sama dia. Aih ngeri. Seriously, 1 hal ini selalu jadi alasan kenapa gue harus mempertahankan Ando, meski dijarak yang jauh sekalipun.


Setahun.

Gue cuma bisa tersenyum saat ini kalau inget betapa seringnya gue cemberut nggak jelas di kamar nungguin kabar Ando yang bener-bener sibuk dengan perkuliahannya. Kalau udah dapet kabar di sms, biasanya Ando suka nawarin diri buat telpon gue, tapi mostly gue tolak. Gue selalu berusaha memperingatkan diri gue sendiri untuk jangan egois. Dia capek. Udah pagi, Na. Besok dia kuliah. Dia cuma butuh istirahat. Tapi alasan ini selalu terbentur dengan keinginan dia untuk telpon. Gue gatau apakah dia bener-bener kangen untuk ngobrol sama gue, ataukah karena nggak enak sama gue- I mean dia takut kalau gue merasa nggak disayang? Lol. Apapun itu, momen telpon-telponan berjam-jam di awal LDR memang terasa sangat manis. Belum lagi selalu ditutup ucapan 'love you'. Apa nggak mimpi indah tuh gue? Hahaha lol abis. Tapi, bentar deh. Momen telpon-telponan ga selalu berujung manis sih. Dia suka ketiduran. Kesel ga sih lo? Gue sih nggak. Hehe jayus ye.

Setahun. 24 Agustus.
Pertama kali kita pisah karena LDR itu dilapangan deket rumah gue tanggal 24 Agustus sekitar jam setengah 11 malem. Kita emang ngabisin waktu untuk ngobrol ini-itu. Dan nggak gue sangka, kita pisah lagi untuk alasan yang sama di tanggal yang sama pula. 24 Agustus 2013. Terimakasih kamu, untuk setahun ini. Buat segala momen manis dan pahit yang kita jalanin bersama. Buat komitmen yang selalu kita pegang.Buat semuanya. Semuamuanya. Selalu inget ini bukan 'good bye', tapi 'see you later'.


Well, let's continue our Journey, dut!