27.8.12

LDR, loh

LDR . Long Distance Relationship
150 miles, Semarang - Surabaya


Kedengarannya mungkin sepele. Yaelah deket gitu kan ya. Iye, deket kalo diliat dari peta. Sedangkan Jatiwaringin-Nasio aja menurut gue jauh. Hehe. Iya, lebay, iye.

Nggak pernah ngejalanin hubungan kayak gini sebelumnya. Jadi, perasaan campur aduk nampaknya lumrah lah ya. Bahkan kalau ditanya, "Emang apa sih yang ditakutin?", gue seakan nggak bisa jawab. Nggak dikit  juga yang komentar pas tau gue bakal LDR'an. Sebenarnya sih nggak mau ambil pusing, apalagi dilebay-lebayin, tapi kok ada rasa takut juga yah... Nggak tau itu disebabkan karena presepsi orang yang membekas di benak gue atau ya...ya gatau juga deh. Huhu.

"Kalau lo kangen sama dia, lo bakal ngapain?"
"Ya...telp lah... sms lah. Susah amat.."
"Tapi masalahnya itu kangennya cuma bisa diobatin dengan ketemu. Hayo?"
".............."
"Ya gue cuma mau kasihtau aja sih sebagai yang pernah LDR Jakarta-Semarang, kangen yang nggak terbalaskan itu nggak enak. Baik cowok atau ceweknya pasti bakal cari 'kenyamanan' lain. Misal, elo kangen tapi nggak bisa ketemu cowok lo. Lo sedih gimana gitu kan. Terus lo ngapain? Pasti butuh temen dong buat ngedengerin cerita lo? Nah, itu! Hati-hati aja kalau ada 'orang lain' yang sebenarnya bisa lebih ada di saat lo butuh...."
"................"

Prangggggg. Agak mikir sih soalnya gue emang gitu. Dikit-dikit ada yang nggak enak pasti larinya cerita ke temen. Even sebenarnya kalau cerita sih ke cewek, cuma nggak menutup kemungkinan dong gue cerita ke cowok. Bukan maksudnya centil dan sebagainya, tapi ada  momen dimana lo butuh sebuah presepsi dari cowok. Gue terbiasa dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Jadi, kalau nggak suka.... Seterah. Yaudah. Hehe. Dan pastinya juga dengan harapan kalau gue nggak akan nemuin yang  menginginkan  lebih dari sekedar teman bertukar pikiran. I mean, bukan bertukar perasaan.
"6 bulan pertama biasanya masih kaulah bulan kaulah bintang. 6 bulan berikutnya cari yang lebih cemerlang."

Hahahaha. Awalnya sih bisa ketawa. Tapi, abis itu harus jedotin pala. Iyaloh....ini sih yang klimaks parah. Who knows sih? Lo dimana, gue dimana. Temen lo siapa, temen gue siapa. Pasti ada lah rasa khawatir.

So, kalau udah gini gimana dong????

Banyak proses yang gue pelajarin dan emang nggak boleh dilebay-lebayin. Maksudnya, yaudahlah ya udah begini jalannya. Mau gimana? Cuma tinggal pilih, pertahanin atau good bye. Untungnya sehati untuk pertahanin. Bukan sekedar nyepik ya. Banyak cara untuk pertahanin hubungan, it depends on how you flow it. Komunikasi itu penting, ya satu tingkat dibawah setelah percaya, menurut gue. Ya, kalau dilihat-lihat sih kita sama-sama reachable kok.  Toh kita sekarang juga hidup di dunia yang teknologinya cuanggih tenan. Ada hp, fb, twitter, skype, dll. Tapi emang kadang tergantung batre &signal yang kadang amblas sih. Huh.

Line yang sebenarnya tetep harus diingat adalah kerealistisan. Ada banyak kerelealistisan yang harus diperhatikan masak-masak. Dia punya temen. Dia punya keluarga. Terlebih, dia punya cita-cita, angan-angan, harapan, impian, atau apalah namanya.  Gue kadang suka sebel sama yang pacaran tapi nggak merhatiin 3 poin penting selain kehadiran pasangan di dalam kehidupan. Istilah kasarnya, jangan lebay deh. Baru jadi pacar aja meratu banget. Selain itu, jangan pernah lupa bawa hubungan lo ke Tuhan. Camkan! Ujung-ujungnya kan Dia yang nentuin boleh atau enggaknya, bahagia atau deritanya.

Nggak tau mau dibawa kemana postingan ini. Ngalir gitu aja. Dibilang masih takut sih juga nggak terlalu. I trust You, so does he. Kalau emang suatu saat LDR ini mengganggu, balik ke option mau pertahanin atau good bye. Semua pasti aja jalan lah ya. Jalan ke Surabaya dari Semarang juga ada. Begitu pula sebaliknya. Hehe. Don't worry too much deh.

Harapan gue sih semua bisa berjalan sesuai dengan apa yang boleh terjadi.
Apapun itu.
Meski di jarak yang jauh sekalipun.



Love u, Ndo.



No comments:

Post a Comment